Penampakan Ular Raksasa Di Sungai Amazon

Ditakuti Suku Dayak, Penampakan Ular Raksasa di Belantara Borneo Hebohkan Media Asing

https://nasional.okezone.com/read/2022/08/23/337/2652519/ditakuti-suku-dayak-penampakan-ular-raksasa-di-belantara-borneo-hebohkan-media-asing

MISTERI ular raksasa Nabau dan Tangkalaluk di belantara Kalimantan masih menjadi tanda tanya. Bagi suku Dayak di pedalaman ular raksasa itu merupakan penjaga hutan Kalimantan dan yang harus dihormati.

(Baca juga: Misteri Tangkalaluk, Ular Raksasa Penunggu Hutan Kalimantan Paling Ditakuti Masyarakat Dayak)

Melansir The Telegraf, konon, ular tersebut memiliki ukuran hingga 80 – 100 meter. Bagian kepalanya menyerupai naga dilengkapi tujuh lubang hidung. Mitos ular-ular legendaris bernuansa mistis ini. Bahkan pada tahun 2009 foto yang diduga penampakan Ular Nabau menghebohkan media-media luar negeri.

Jika dilihat dari fisiknya, jelas ular yang satu ini memiliki ukuran yang besar dibanding hewan melata sejenis. Dikutip dari status Facebook Johan Michael Median Pasha, dia menuliskan bahwa ular tersebut bisa dibilang merupakan salah satu Anaconda-nya Indonesia.

Ular raksasa asli tanah Kalimantan itu disebut sebagai Tangkalaluk dalam bahasa lokal setempat, atau phyton raja yang menjadi salah satu penguasa lebatnya belantara Borneo. Sosok ular tersebut juga termasuk sangat langka, di mana jarang ada orang yang bisa menemuan keberadaannya.

Seperti yang ditulis oleh Johan Michael Median Pasha dalam status Facebook-nya, ular tersebut menirukan suara rusa,orang utan atau suara burung untuk menarik perhatian mangsanya. Dengan posisi kepala menjuntai ke bawah dan ekor terkait di atas pohon, menjadi cara bagi ular tersebut untuk menghabisi mangsanya.

Sementara Orang Dayak sangat mempercayai tentang adanya Nabau ular raksasa berkepala seperti lembu atau kerbau itu. Orang Kalimantan sendiri percaya Nabau mendiami Sungai Mahakam dan wilayah Kutai Kartanegara.

Masyarakat percaya bahwa terdapat seekor ular naga raksasa yang menjaga sungai tersebut. Konon katanya, saking besarnya ular tersebut, disebutkan bahwa kepalanya ada di Kota Tenggarong dan ekornya sampai Kota Samarinda.

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan

dan nantikan kejutan menarik lainnya

Anaconda, salah satu spesies ular terbesar di dunia (Foto: Instagram/@juan_diasparra)

ULAR raksasa yang mungkin jadi salah satu terbesar di dunia ditemukan di hutan hujan Amazon. Penemuan spesies anaconda raksasa itu sebelumnya tidak terdokumentasikan di Amazon.

Sebuah rekaman luar biasa menunjukkan seorang pria bernama Profesor Vonk, sedang berenang di samping anaconda hijau yang badannya setebal ban mobil.

Mengutip dari Independent, anaconda ini dapat tumbuh hingga 7,5 meter dan beratnya bisa mencapai 500 kg atau setengah ton, sehingga membuat ular ini menjadi ular terbesar dan terberat yang pernah terekspose di dunia.

Ular anaconda hijau utara ini ditemukan oleh presenter satwa liar TV, Profesor Freek Vonk.

Hingga kini, terdapat empat spesies anaconda yang telah diketahui, termasuk yang terbesar, yaitu anaconda hijau, yang menghuni bagian tropis Amerika Selatan seperti lembah Sungai Amazon, Orinoco, dan Esequibo, serta beberapa daerah aliran sungai yang lebih kecil.

(Foto: Instagram/@freekvonk)

Anaconda yang ditemukan di sungai-sungai dan lahan basah di Amerika Selatan ini terkenal karena kecepatannya secepat kilat dan kemampuannya untuk mencabut nyawa mangsanya dengan cara melilit, membuat mangsa sesak napas, dan menelannya secara utuh.

Sebuah penelitian yang baru saja diterbitkan selama beberapa dekade kini menemukan bahwa anaconda hijau secara genetis adalah dua spesies yang berbeda.

Para peneliti yang bekerja sama dengan penduduk asli Waorani menangkap dan mempelajari beberapa spesimen anaconda hijau utara (Eunectes Akayima) yang baru saja diberi nama di wilayah Bameno, Wilayah Baihuaeri Waorani, Amazon Ekuador.

Spesies ini ditemukan saat pengambilan gambar untuk serial National Geographic's Disney+, Pole to Pole, bersama Will Smith. Para ilmuwan mendokumentasikan beberapa anaconda yang termasuk dalam spesies baru yang bersembunyi di perairan dangkal, menunggu mangsa, saat mereka mengayuh kano menyusuri sistem sungai Amazon.

"Ukuran makhluk menakjubkan ini sangat luar biasa, satu anaconda betina yang kami temui memiliki panjang 6,3 meter," kata salah satu penulis studi Bryan Fry dari University of Queensland dalam sebuah pernyataan.

"Ada laporan anekdot dari masyarakat Waorani bahwa anaconda lain di daerah tersebut memiliki panjang lebih dari 7,5 meter dengan berat sekitar 500 kilogram," ungkap Dr Fry.

Spesies baru yang dideskripsikan dalam jurnal Diversity, berbeda dengan anaconda hijau selatan yang dikenal sebelumnya sekitar 10 juta tahun lampau dan secara genetik berbeda 5,5 persen.

(Foto: Instagram/@juan_diasparra)

Sebagai perbandingan, manusia berbeda dengan simpanse hanya sekitar dua persen. Temuan ini, menurut para peneliti, sangat penting untuk konservasi anaconda, yang merupakan predator teratas dan sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem mereka.

Ilmuwan menyebutkan bahwa populasi anaconda yang sehat berarti ekosistem mereka hidup dengan sumber daya makanan dan air bersih yang melimpah, sementara jumlah ular yang menurun dapat mengindikasikan adanya gangguan lingkungan.

"Jadi, mengetahui spesies anaconda mana yang ada, dan memantau jumlahnya, sangatlah penting," tulis para peneliti di The Conversation.

Australia (ANTARA) - Tim ilmuwan bersama kru film di daerah terpencil Amazon menemukan spesies anaconda raksasa yang belum terdokumentasi.

Profesor Bryan Fry dari Universitas Queensland memimpin tim yang menangkap dan mempelajari sejumlah spesimen yang baru diberi nama anaconda hijau utara (Eunectes akayima), yang berada di daerah Bameno di Wilayah Baihuaeri Waorani di Amazon Ekuador.

“Tim kami menerima undangan langka dari masyarakat Waorani untuk menggali wilayah tersebut dan mengumpulkan sampel dari populasi anaconda yang katanya memiliki eksistensi terbesar,” kata Fry.

Para pemburu pribumi, lanjut Fry, menuntun mereka ke hutan dalam ekspedisi 10 hari untuk mencari ular-ular tersebut, yang mereka anggap keramat.

Fry menceritakan bahwa timnya menyusuri sungai dengan menggunakan kano dan menemukan beberapa anaconda yang tersembunyi di perairan dangkal, yang sedang menunggu mangsa.

“Ukuran makhluk luar biasa ini sungguh menakjubkan–seekor anaconda betina yang kami jumpai memiliki panjang 6,3 meter," katanya.

Menurut Fry, ada laporan dari warga Waorani tentang anaconda lain di daerah tersebut yang memiliki panjang lebih dari 7,5 meter dan berat sekitar 500 kilo gram.

Fry mengatakan spesies anaconda hijau utara menyimpang dari anaconda hijau selatan hampir 10 juta tahun yang lalu dan perbedaan genetik mereka sebesar 5,5 persen.

“Cukup signifikan, dibanding dengan manusia yang hanya berbeda sekitar 2 persen dari simpanse,” katanya.

"Temuan ini menjadi puncak karir saya,” ujarnya.

Spesies anaconda baru itu ditemukan saat syuting National Geographic untuk serial Disney+ mendatang Pole to Pole bersama Will Smith, di mana Fry, yang seorang National Geographic Explorer, menjadi pentolan ekspedisi ilmiah tersebut.

“Perjalanan kami ke jantung Amazon, atas undangan Kepala Waorani Penti Baihua, merupakan upaya lintas budaya yang sesungguhnya,” katanya.

Para ilmuwan juga membandingkan genetika anaconda hijau dengan spesimen yang dikumpulkan di tempat lain oleh pakar anaconda terkemuka dunia Dr Jesus Rivas dari New Mexico Highlands University dan menggunakannya sebagai spesies indikator kesehatan ekosistem.

Fry berpendapat Amazon terus menghadapi ancaman ekologis yang mengkhawatirkan.

“Deforestasi di lembah Amazon akibat perluasan pertanian diperkirakan telah mengakibatkan hilangnya habitat sebesar 20-31 persen, yang kemungkinan berdampak pada 40 persen hutan Amazon pada 2050,” katanya.

Lebih lanjut Fry mengatakan degradasi habitat akibat fragmentasi lahan akibat industri pertanian dan polusi logam berat yang terkait dengan aktivitas pertambangan serta kebakaran hutan, kekeringan dan perubahan iklim juga menjadi ancaman penting.

“Anaconda langka ini serta spesies lain yang hidup di ekosistem terpencil ini, menghadapi tantangan yang signifikan,” katanya.

Menurut Fry, bukan hanya ular raksasa ini saja yang menghadapi ancaman lingkungan, namun hampir seluruh makhluk hidup di wilayah tersebut.

Penemuan spesies baru anaconda menjadi hal yang menarik, namun penting untuk menggarisbawahi kebutuhan mendesak guna melakukan penelitian lebih lanjut terhadap spesies dan ekosistem yang terancam ini, katanya.

“Yang paling mendesak yakni penelitian soal bagaimana petrokimia dari tumpahan minyak berdampak pada kesuburan dan biologi reproduksi ular langka ini dan spesies penting lainnya di Amazon,” katanya.

Baca juga: Ular dan Ikan Raksasa Langka Ditemukan di Amazon

Penerjemah: Asri Mayang SariEditor: Atman Ahdiat Copyright © ANTARA 2024

Ahli biologi dari Belanda menemukan ular terbesar di dunia . FOTO/ THE SUN

- Seorang ahli biologi dari Belanda menemukan ular terbesar di dunia yang tercatat di sepanjang dasar sungai di

Amazon di sisi Brasil.

Reptil raksasa tersebut memiliki berat 199,5 kilogram atau tiga kali lipat berat manusia normal dan berukuran panjang 7,62 meter. Ukuran kepalanya konon sama dengan ukuran kepala manusia.

Spesies Anaconda Hijau Utara ditemukan oleh Profesor Freek Vonk yang juga pembawa acara program satwa liar di televisi.

Dalam video yang diposting, Vonk terlihat berenang di samping ular raksasa tersebut.

“Berdasarkan video yang Anda lihat, itu adalah anaconda terbesar yang pernah saya lihat. Tebalnya seperti ban mobil, panjang 7,62 meter dan berat 199,5 kilogram,” ujarnya seperti dilansir dari The Sun/

Seperti dilansir dari Livingperu, Suku Indian memanggil nama monster air raksasa yang satu ini dengan sebutan Yacumama. Yacumama sendiri berarti induk dari segala makhluk air.

Makhluk ini dipercaya oleh penduduk Amerika Selatan sebagai ular raksasa yang panjangnya mencapai 100 kaki atau sekitar 30 meter bahkan bisa sampai 160 kaki atau sekitar 50 meter.

Menurut cerita penduduk, dengan ukuran yang cukup besar tersebut, Yacumama bisa menyedot apa pun yang melintas di sekitarnya. Para peneliti memang sering mengaitkan makhluk ini dengan seekor Anaconda raksasa. Namun penduduk lokal mengatakan bahwa Yacumama adalah monster raksasa yang jauh lebih besar dari jenis ular yang habitatnya berada di sekitar sungai Amazon tersebut.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh para peneliti di Amazon. Penduduk pedalaman sering menggambarkan Yacumama sebagai ular raksasa yang memiliki tanduk di kepalanya. Bahkan dipercaya kalau ukuran tubuhnya beberapa kali lebih panjang dari ukuran Titanoboa yang pernah ditemukan di Hutan Kolombia.